Penulis Kecil
Coretan hati
Selasa, 25 Desember 2012
donasi alam
Selasa, 29 Maret 2011
dunia
tuk beralih ke tempat yang dianggap gelap
dia merasa tanah dan hijau daun telah tercukupi olehnya
seakan lamban tapi tak kan kuasa aku menahan...
lisan mencoba bangkit takbirkan syukur
tertuai dalam lembaran nafas penuh harapan
mimpi masa depan yang terlindungi...
dimana asa mencari tempat yang subur..
subur akan kejujuran....
rindang akan keikhlasan....
sejuk karena keimanan....
damai akan kesabaran...
hati mencoba berfikir walaupun bukan haknya untuk berfikir...
otak pun tak mau kalah ingin mencoba meresapi rasa ini...
jantungpun menciptakan irama yang sinergi dengan keheranan...
heran dengan langit...
heran dengan burung-burung yang tak lagi nampak
heran dengan keinginan manusia atas dunia...
heran dengan dunia kelak yang telah terlupakan...
sehari telah melewati bukit2 pemikiran tak berlogika
tak kuasa menahan urat leher untuk ciptakan iramanya..
irama yang hanya mempunyai harmoni sederhana...
banyak yang terlupakan...
banyak yang terlewatkan...
dunia......
keserakahan birocrazy
manipulasi sudah menjadi aksi mereka
angkat sini tutup sana..
wow....kemerdekaan demokrasikah ini?
hmmm...
idealisme tak bisa terang lagi
mereka luntur, terkelupas,
bukan lekang karena waktu
bukan juga lekang karena panas matahari...
runtuh hanya karena termakan ketakutan...
ketakutan yang datang karena tipisnya iman..
begitu tipisnya sehingga mengikis akal...
tumpul dan berkarat...
bayangan kekurangan selalu masuk
selalu bercampur dalam hembusan nafas mereka
dalam aliran darah mereka tergambar
bulir bulir darah dengan warna khas "KESERAKAHAN"
membekas pada hati mereka...
mereka tak tahu bahwa ke khas an tersebut adalah racun...
tak ayal hati sebagai saringan racun pun menjadi rusak..
terlalu berat untuk menahan gerusan2 iman yang terkikis
mungkin belum pernah mereka temui
seekor burung yang di pagi buta berlari,
terbang kesana kemari,lalu di sore yang kelam pun mereka kembali
dengan rizqi Nya....
mungkin mereka tak pernah tahu mengapa dijadikannya siang dan malam
mungkin mereka hanya tau, uang adalah kehidupan......
Lantunan Lampu jalan Ibu Kota
"ah masak sih hidupmu tak bisa seindah kami yang selalu menghiasi malam.
Hujan panas pun tak berarti buat kami.
Kami hanya tau di saat Sang Surya yang sombong nian, dengan berkepala plontos, dan dengan senyum yang terkadang menggoda di pagi dan sore hari, dan terkadang menjengkelkan di siang hari itu pulang dengan rasa ikhlasnya, kami pun memberikan Cahaya yang sudah tertulis dalam takdir kami....
sekali lagi masak sih kalian tidak bisa seindah dan berkualitas seperti kami wahai manusia?...
Kualitas kami bukan hanya pada keindahan yang kami berikan di malam hari, di kala sang bulan dengan malu2 memberikan lambainnya, tetapi kualitas kami ada pada kegunaan kami bagi manusia...
walaupun manusia sebenarnya tak pernah berfikir akan hal itu...
tapi jika seandainya mereka berfikir pastilah mereka itu adalah ORANG2 SYUKUR...
Manusia, kalian harus bisa melebihi kualitas kami, bergunalah bagi agama, dan hidup kalian, jangan mau hanya dijadikan tempat membentangkan spanduk kemunafikan, jangan mau hanya dijadikan sandaran kebohongan,,,jadilah tonggak agama yang berkualitas memberikan kegunaan bagi Alam semesta dengan Berdoa dan Bersyukur serta beriikhtiar...sadarlah manusia"
yang Hak dan yang Bathil
apakah memang dunia dicipta seperti ini?
agar semua jadi tenang maka harus ada yang dikorbankan.
jika ada yang baik maka ada yang jelek.
Dan memang dunia dicipta seperti ini..
agar Dunia tau bahwa di Dalam porosnya
ada pesan terpendam dimana "nilai hakiki" itu terukir dalam pusat roh mereka
bahkan cahayanya dapat menyilaukan mata...
agar cahaya itu dapat menyejukkan hati para insani, Dia membumbui dunia dengan
rasa lapar, penindasan hati agar bisa bersabar,, bumbu kekurangan yang dikemas
dalam arsitektur megah yeng berbentuk keimanan.
Terkadang ada yang tau makna hiasan tersebut, tetapi
terlampau banyak hati yang telah mati dan terkafani dengan kemungkaran2 yang ada..
banyak harapan agar hati ini bisa terbuka merangkul segala tanda yang ada.
membuat benteng yang tak kalah megah dari kemungkaran2 tersebut.
hanya memutar roda akhlak ini agar bisa bermuara di tempat
yang dibawahnya terdapat sungai-sungai yang mengalir dengan bidadari alaminya.
Semua itu adalah RahasiaNya, tinggal bagaimana kita dapat menyikapai
kegelapan atau terang yang ada pada jalan kita..
tinta kita bisa berwarna-warni, tapi juga bisa monoton..
tapi apa sih arti warna-warni yang kita ukir sedangkan
jari jemari kita tak tahu apa maksud liukan kata-kata yang terpahat...
hmmm...seberapa pantas kah kita dihadapanNya sekarang ini?
Seonggok emas pun tak akan mampu menutupi setitik noda yang terlanjur keluar dari nadi
Biarpun indahnya seluas lautan yang terbentang, tak akan bisa menutupi noda
yang karenanya kita berpaling pada selain DIA
Jangan sampai kita terjerumus dalam balutan kain batik dimana pelukisnya tak tahu
bahwa ada beberapa bagian benang yang rapuh.
jeli-jelilah kita dalam memahami bahasa jiwa dari alam sekitar.
sekiranya angin berhembus dengan sejuknya membawa oksigen bebas,
maka saat itu lah tasbih yang berasal dari pusat akal dan jiwa harus terlantun
Penuhi dengan ucap syukur yang menjerat lidah ini untuk tak membohongi hati nurani.
Tapi jikalau angin yang membuai membawa segerombolan debu dengan segala komposisi nada yang tak beraturan,
yang dapat membuat telinga kita bingung akan bunyi yang sebenarnya, saat itulah
kita harus menahan nafas dengan terus mengalirkan oksigen yang berbobot dengan ma'rifat kita kepada Sang Khalik ke seluruh bagian di kehidupan kita.
dengan mengetahui hak2 atas masing2 jiwa maka tak pelak dunia ini akan menjadi sebuah surga
pertama sebelum surga yang sesungguhnya. tapi memang dunia ini tercipta dan tergaris atas dua hal.
dimana penciptaannya tersebut didasar atas kesanggupan manusia untuk mengemban amanah yang sangat AKBAR.
sebenarnya manusia itu makhluk yang terhebat.
gunung, matahari, bulan, lautan dan langit serta bumi pun tak ada apa2nya.
kenyataannya mereka tak sanggup menerima tugas yang dilimpahkan serta dihadiahkan kepada manusia.
Tapi masih terlalu banyak dari kita manusia ini yang terlalu mudah "menggampangkan" akan amanah yang-
melekat dari sejak adam hingga kiamat.
MasyaAlloh semoga kita bisa menjalani amanah yang di dalamnya ada dua hala yang sangat jelas.
Yang Hak dan yang Bathil...