peluhnya menetes seperti bulir embun
meski begitu matahari trus bernyanyi...
senandungnya adalah doa
tertuju buah hati nun jauh disana..
bulir2 itu berbincang dengan skitarnya...
"aku keluar bukan dari mesin...aku tercipta dari kesabaran darah2nya
aku terlahir dari seonggok hati
tulus kasih dan cinta adalah bajuku..
aku lebih berharga dari berlian yang ada...
tak ada kemewahan yang menandingi kemegahan perjuangannya..
aku berdoa untuknya...surga ketulusan untuknya..."
alam sekitar hanya terdiam...
terkagum dengan lantunan bulir-bulir keringat seorang pejuang
terlena akan tangguhnya jantung yang beriringan dengan hati
terbius irama yang merdu menyejukkan setiap lekukan syaraf mereka..
tapi kemudian langit mengabarkan rahasia...
"tegarlah,dan sabarlah, sampaikan pada tuanmu bulir...hatiku terenyuh melihatnya...lantunan nada dari tuanmu menundukkan alam ini...kebanggaan tersirat kepadanya...tapi kesedihan juga terpancar dari kami untuk dia...tak terhitung sanjungan kami padanya...tapi tak terbendung juga tangisan ini kepadanya...yang dia perjuangkan, yang dia cita-citakan..tidak mendengar ucapanmu bulir..."
bulir pun berontak..."melajulah di jalanmu langit...jika kau iri dengan ketulusan yang dia perbuat, belajarlah darinya.."
langit pun mengadu dengan menangis.."aku tak punya hak akan itu...berat kuungkapkan...tapi tak kau lihatkah...buah hatinya termakan cerita usang
terhasut narasi yang semumenepikan tuanmu kawanku..."
bulirpun jatuh dengan doa"semoga surga ketulusan masih tetap hak mu tuan..semua adalah saksi, langit, matahari, dunia...teruskan ketulusan dan kasihmu, DIA MAHA TAU, MAHA ADIL
teruslah berjuang tuan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar